Habil, anak Nabi Adam harus meregang nyawa ditangan saudaranya sendiri Qabil. Gegara Qabil cemburu buta hanya karena mendapatkan pasangan hidup dari kembarannya Habil. Padahal Nabi Adam hanya meneruskan perintahNya, bahwa anak-anak Adam harus dipasangkan silang dari kembaran masing-masing. Iri adalah letupan pertama yang merambah ke perilaku tidak terpuji yang dilakukan Qabil.
Kekuasaan memang ajaib. Orang yang mencari kekuasaan muaranya hanya tiga. Harta, tahta dan wanita. Prahara kemanusiaan yang berakibat pada ketidakharmonisan timbul karena tiga hal tersebut. Atau salah satu dari ketiganya. Sumber pemicu konflik antar lini. Terjangkitnya penyakit-penyakit sosial juga bermula dari mabuk kekuasaan. Ibarat gadis yang selalu diburu oleh perjaka dengan segala macam cara.
Tragedi kemanusiaan tak henti-hentinya selalu melanda bangsa, atau bahkan sumber peradaban dunia. Sebutlah seperti Konstantinopel, sebagai salah satu pusat peradaban dunia yang hidup pada tahun 330 – 1453 M. Siapa yang tak kenal Alexander yang Agung. Raja Diraja yang membangun Konstantinopel dari puing-puing keruntuhan peradaban Byzantium.
Alexander menyulap kota yang porak poranda menjadi sebuah tempat impian. Pusat ekonomi, budaya, dan juga agama. Byzantium yang semula penduduknya menganut aliran kepercayaan, ditangan Alexander dan keturunannya menjadi salah satu pusat penyebaran agama Nasrani. Namun, benarlah naluri fitrah. Bahwa keunggulan, bila tidak dirawat dan diramu sesuai zaman, akhirnya akan jatuh juga.
Adalah Raja Michael VIII yang dengan berani mengangkat anaknya Andranikus yang masih berumur 2 tahun untuk menduduki tahta. Balita mungil yang masih dalam gendongan sang ibu dipaksa untuk menjadi raja. Meskipun sebenarnya, roda pemerintahan masih di tangan sang ayah. Kekuasaan yang demikian gurih, tidak luput dari incaran para pembantu kerajaan. Ibarat sebuah bangunan, maka tiang-tiang penyangga kekuasaan, satu demi satu digerogoti. Bangunan yang sudah akan runtuh, dengan sangat mudah ditangkap oleh pasukan Turki pada 29 Maret 1430. Raja Mehmet II naik podium menggelorakan revolusi.
Tidak hanya Byzantium, Kontantinopel atau Usmani. China yang memiliki daratan yang luas serta dinasti yang demikian kokoh yang berkuasa selama empat millennium, ujung-ujungnya runtuh juga. Di daratan China diketahui, Dinasti Shang merupakan penguawa awal (1600 – 1046 SM). Dinasti ini menurunkan beberapa dinasti, dan menciptakan sebuah peradaban yang agung. Sebagai pusat perdagangan, ekonomi, kebudayaan dan juga Agama. Setiap dinasti hampir pasti menghasilkan simbol-simbol budaya, yang sampai sekarang masih dapat dilihat.
Kekuasaan yang demikian besar itu, tidak pernah luput dari tragedi kemanusiaan. Berapa biaya dan nyawa yang menjadi tumbal untuk membuat tembok terpanjang di dunia. Dinasti Ming telah memeras rakyatnya demi sebuah kekuasaan dan obsesi. Tembok yang panjangnya 8.851 km, saat ini hanya sebagai pajangan untuk menarik wisata wisata. Sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia memang sangat mengagumkan. Semula dinding tersebut untuk pertahanan dari serangan musuh. Apalagi kalau tujuannya hanya mempertahankan kekuasaan.
Kekaisaran yang demikian kuat dan gemerlap dimasanya, pada akhirnya juga menghasilkan keturunan yang tidak punya daya. Dinasti Qing yang merupakan dinasti terakhir di China. Pangeran Chun dan permaisuri Gawalgiya mempunya anak yang bernama Pangeran Puyi atau Henry Puyi. Raja Chun menobatkan Pangeran Puyi menjadi Raja saat masih berumur dua tahun.
Karena tidak memiliki kekuasaan secara riil, dapat ditebak pada akhir kekuasaanya. Kota terlarang sebagai pusat pemerintahannya dikepung oleh kekuatan baru. Komunis disisi selatan dan kaum Koumintang pada sisi utara. Pada saat yang sama, Jepang sebenarnya telah menggengan China. Maka wajar bila Pangeran Puyi menjadi bonekanya Jepang. Ia diungsikan di daerah Manchu. Sedangnya di pusat pemerintahan, Jepang yang berkuasa. Praktis Henri Puyi sebagai pajangan.
Betapa menggiurkan memang kekuasaan. Keinginan seketika dapat diperoleh saat itu juga, meskipun dengan cara-cara yang menjijikkan sekalipun. Hanya ditangan orang yang Amanah, kekuasaan dapat menjelma menjadi peradaban yang agung, modern dan manusiawi. Untaian perjalanan sejarah telah membuktikan.