Kebudayaan dibentuk karena ada komunikasi, ada dialog antar person dalam sebuah komunitas. Hubungan antar manusia bisa berjalan disebabkan karena ada saling pengertian. Tidak mungkin manusia membentuk masyarakat tanpa ada saling tegur sapa. Dalam pengertian lebih luas lagi, pergaulan antar sesama bisa berjalan dengan lancar, karena satu dengan lainnya sudah saling mengetahui maksud dan tujuan, apa yang menjadi keinginan masing-masing orang.
Misalnya, bila saya berpapasan dengan sesorang, maka saya akan mengatakan, “assalaamu’alaikum”, “hai”, “selamat pagi”, “mau kemana?, dan seterusnya. Orang yang saya ajak bicara akan menjawab sesuai dengan tujuan omongan saya. Dialog yang terjadi antara dua orang atau lebih, akan nyambung bila masing-masing telah mengetahui inti dari bahan pembicaraannya. Dengan demikian maka komunikasi dalam lingkungan yang setara akan berjalan efektif.
Hubungan antar manusia, yang tidak boleh dilupakan juga adalah memahami diri dari manusia itu sendiri. Setiap orang memiliki keunikan, ke-khas-an, yang satu dengan lainnya berbeda. Dalam bahasa yang lebih sederhana manusia memiliki kepribadian.
Karena antar manusia berlainan, maka ada keinginan untuk mengetahui, atau berbagi pengalaman. Dari perbedaan itulah, ada keinginan untuk mengetahui kepribadian antar manusia. Salah satu cara yang ditempuh dengan jalan berkominikasi.
Ada 4 (empat) macam kepribadian yang ada pada manusia.
Pertama : tahu diri sendiri dan orang lain
Gambarannya yakni, ada orang yang mengetahui tentang dirinya sendiri dan orang lain. Golongan pertama ini memberikan kesempatan orang membagi tahu dengan orang lain. Contohnya : nama, alamat, latar belakang pendidikan, hobby dan lain-lain. Hal-hal yang sifatnya mendasar dan identitas orang lain mudah diketahui.
Kedua : tahu diri sendiri
Maksudnya adalah, hanya tahu dan boleh diketahui oleh dirinya sendiri. Manusia jenis ini tidak berkeinginan untuk mengetahui diri orang lain, dan apa pun yang ada dalam diri pribadi tidak akan dimengerti oleh orang lain. Sifatnya pribadi dan rahasia, banyak yang sembunyikan dan sedikit yang bisa dibagi bersama. Sebagai contoh : pengalaman seksual, kesan negatif terhadap orang lain, jumlah penghasilan, dan umur (orang berusaha menutupi ketuaannya).
Ketiga : tahu orang lain
Pada macam yang ketiga ini, dipakai oleh orang-orang yang mau mengetahui orang lain, tetapi tidak berniat untuk membagi tahu. Orang jenis ini barangkali disebabkan karena ingin menutupi dirinya sendiri dari rasa malu, sakit dan kecewa. Misalnya karena ada hambatan fisik, bila berbicara gemetar, tidak sempurna mengucapkan “r” dan lain sebagainya.
Empat : tidak tahu diri sendiri dan orang lain
Kelompok yang keempat ini, yaitu orang orang yang tidak mau tahu akan dirinya dan sesuatu yang berasal dari orang lain. Katagori orang ini biasanya mencoba melupakan segala pengalaman masa lampau yang tidak sedap, penuh dosa, dan ingin tidak mengulang lagi. Jangankan orang lain mengetahui, diri sendiri aja tidak mau mengingat lagi.
Komunikasi bisa berjalan dengan baik atau responsif, bila ada sesuatu yang termasuk rahasia orang lain tidak patut dibicarakan. Jangan terlalu mengorek pribadi seseorang, manakala orang tersebut tidak ingin menyampaikan kepada Anda.
Bahan bacaan : buku “perspektif perilaku birokrasi karya Drs. Miftah Thoha, MPA.